Sabtu, 07 Juni 2008

Melodi Cinta

Ini adalah sepenggal kisahku. Kuharap dengan rentetan ceritaku ini, kalian semua dapat mengambil hikmahnya.

19 Pebruari 2006
Aku mengenalnya di sebuah lembaga tempat di mana aku bekerja. Dia seorang pria dewasa yang sangat bertanggung jawab dalam pekerjaan. Hari demi hari kujalani rutinitasku, hingga suatu saat ada sms nyasar ke HPku (kuanggap nyasar karena aku tidak tau siapa pengirimnya). Tidak ada satu katapun dalam sms itu. Aneh, pikirku. Apa mungkin salah kirim!!

Akhirnya akupun melupakan sms misterius tersebut. Entah berawal dari mana, aku mulai sering memperhatikannya. Apa karena gurauan teman sekantorku yang selalu menjodohkan kami, aku tak tahu. Yang jelas aku mulai mencari-carinya jika kami ada meeting.
Dari hari ke hari, bulan ke bulan, aku pun semakin menyukainya. Tetapi perasaanku kandas, saat mendengar dari teman kerjaku bahwa dia sudah memiliki wanita pujaan. Ake sedih, bahkan sempat mulai mencari jalan lain agar tidak bertemu muka dengannya.
Seorang Bapak atau teman kerjaku yang lain mulai bergurau tentangnya. Bahkan ada yang nekat mengatakan bahwa dia menyukaiku. Benarkah??? Aku semakin penasaran. Sambil memberanikan diri aku mulai mendekatinya. Aku selalu mencari informasi tentangnya. Apakah ia masih berhubungan dengan wanita itu. Namun sayangnya kabar yang kuterima tidak semua benar.
Tiba-tiba aku merasa dia mulai perhatian padaku. Jika aku berada di ruang itu, dia juga ada. Begitu juga jika ada acara di kantor seperti Majelis Ta'lim dan lainnya.
Bulan Ramadhan adalah bulan keberuntunganku dan tak akan pernah kulupakan selama hidupku. Awalnya aku menghubunginya untuk mengambil buku tabunganku yang sepat tertahan padanya. Karena waktu itu dia Bekerja bagian humas. Buku tabungan itulah yang membuat kami dekat, hingga saat lebaran dia kerumahku. Bahkan kami sempat nonton Film di 21.
Itulah kehendak Allah, akhirnya kami sepakat menjalani hubungan yang serius. Walau banyak juga kendala yang kami hadapi. Terkadang aku takut wanita dari masa lalunya muncul dan merebutnya dariku. Aku sangat gelisah waktu itu. Sampai dia menyakinkanku dengan mengajakku berkunjung ke rumah pamannya untuk memperkenalkanku.
Bulan Pebruari tanggal 19 tahun 2006 ia dan keluarganya datang ke rumah ortuku untuk meminangku. Aku bahagia sekali. Tak pernah kubayangkan ia akan jadi pendamping hidupku.
01 Maret 2006
Setelah semua persiapan kami matang. Aku dan dia menikah pada hari Minggu, tanggal 01 Maret tahun 2006. Akhirnya aku sah menjadi isterinya, menjadi pendamping hidupnya seumur hidup. Aku bisa memeluknya, bahkan bisa membuktikan betapa besar rasa cintaku padanya.
Dalam pernikahan pasti ada sandungannya. Begitu juga dengan kami. Waktu itu, bagiku dia begitu pemarah, over protec. Aku hampir kehilangan akal menghadapinya. Aku hampir menyerah. Untungnya ada ibu yang selalu memberiku kekuatan sehingga aku bertahan sampai sekarang.
Mungkin karena kami berbeda budaya dan pemikiran makanya selalu bertengkar. Yang paling aku takutkan adalah saat dia marah. Rasanya aku ingin menghilang dengan sekejap dari hadapannya. Entahlah, hal yang paling menakutkanku adalah jika melihatnya marah. Terkadang dia seperti monster dihadapanku.
Satu tahun usia pernikahan kami, akhirnya aku mengerti karakternya. Ternyata aku salah menduga. Dia sangat sayang padaku, hanya saja aku yang kelewatan menguji kesabarannya. Dia pria yang sabar, pintar, bahkan tidak pernah menuntut apapun dariku. Walau sampai sekarang aku belum bisa memberinya anak pun dia tetap setia berada di sisiku.
Ya Allah, jika ada kehidupan yang lain, aku mohon jadikan dia pendamping hidupku. Jangan kenalkan aku dengan pria manapun. Aku hanya ingin dia.
Tidurnya, marahnya, makannya, senyumnya, galaknya, bahkan pujiannya sangat kuharapkan. Setiap cumbuannya, setiap tetes keringatnya, setiap jengkal sentuhannya. Aku sangat mencintainya.
Jika suatu saat Kau akan menjemputku, jemputlah saat aku dalam pelukannya. Kalau boleh menawar ya Rabb jangan ambil dia dulu, kalau bisa aku tak mau melihatnya Kau ambil. Jika boleh aku yang lebih dulu Kau ambil hingga aku tak merasakan kehilangan yang teramat sangat.
Wahai kalian para pecinta sejati...hargailah cinta yang sedang singgah dihatimu, hargailah seseorang yang dengan rela mengabdikan rasa cintanya padamu. Karena jika engkau menyia-nyiakannya, kau akan menyesal selama hidupmu. Aku tidak akan pernah menyia-nyiakan kesempatan yang tlah diberikan Allah padaku. Untuk mengabdikan seluruh hidupku untuknya. Aku Cinta Kau Kekasihku!!